Thursday, October 20, 2016

-,NADA ASING,-

Setiap temaram senja...
Aku terpaku pada siluet yang sama.
Dimana aku merangkai nada.
Hingga entah kapan aku terbuai.
Pada melodi yang memang ku kenal.

Telah lama aku mengkultuskan teoriku.
Yang bukan sekedar kata-kata verbal anonim.
Karena ini tentang caraku berpijak.
Hingga kemudian nada asing darimu mulai merasuk.
Untuk sekejap, teoriku tak lagi menjadi kiblat.

Kau datang menjadi satu dalam alunanku.
seperti Siren dalam Odisseia.
Menuntutku membawa harpa lain.
Mengimbangimu, dalam melodi yang terasa asing.

Ajari aku menyusun kata.
Bahwa mungkin aku tergoda dg nada baru ini.
Biar penaku mengukir sajak.
Bahwa mungkin aku mengagungkan alunan baru ini.

Kata mereka, dosa digores dengan tinta merah.
Akankah... ini menjadi cerita merahku?
Karena aku menikmati nada asingmu.
Nada yang seharusnya tak ku kenal.
Hingga euforia ku meledak.
Ikut menarikmu dalam menit-menit yang terasa selamanya.

Biar untuk sekejap logikaku mati.
Biar untuk sejenak nuraniku menyingkir.
Agar aku tak mendengar makian dari rasa salahku.
Saat aku melemah dan enggan berpaling.

Biar nyanyian kita bergulir.
Biar angan kita melayang.
Biar ego kita mendikte.
Karena dalam hening ini aku berpinta.
Mampu mengunci kita dalam pelukan.
Meski goresan merah kita kian menebal.
Karna ada nada lain yang kutinggalkan.

Nyanyian ini terasa sepekat arak.
Membuai kejam kedalam melodi.
Menggoda kita tetap saling terhubung.
Membiarkan kita untuk bercumbu dengan angan.

Curi saja setiap detik dari menit yang berlalu.
Ambil saja sebagai memori yang kekal.
Karena saat pelukan kita terurai,
Bisikan angin akan terasa dingin.
Menyadarkan kita akan kekosongan.
Segalanya hening dan berujung buntu.

Kita laksana garis yang melintang.
Sekejap bersinggungan dan nanti kan berpisah.
Habis sudah segala makna.
Hanya lambaian tangan sbagai penutup kenangan.
Bagaikan seperti lelucon kejam.

Biar aku berkiblat pada teoriku lagi.
Tanpa nada asing yang kau sisipkan.
Dalam melodiku yang meskipun sama,
Tetap berbeda.

Karena setiap temaram senja.
Aku kembali terpaku pada siluet yang sama...
Dimana aku merangkai nada.
Hingga entah kapan aku terbuai lagi.
Pada melodi yang dulu memang ku kenal.


# Di tulis oleh seseorang,,
 karena adanya orang lain yang muncul di kehidupannya #

No comments: